Martabat 7 II

MARTABAT TUJUH ALAM 







 
Firman Allah Surat Al Muminu-n ayat17:
Dan sesungguhnya Aku telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit). Dan Aku tidaklah lengah terhadap ciptaan (Ku).
Ilmu tarekat menerangkan bahwa ketujuh alam itu adalah:
1. Alam Ahadiat, 
2.Alam Wahdat, 
3. Alam Wahidat, 
4. Alam Arwah, 
5. Alam Ajsam, 
6. Alam Misal dan 
7. Alam Insan Kamil.
Terbukti bahwa dunia ini diisi dengan Tujuh Hari, hakikatnya yaitu alam yang di atas, tegasnya alam yang tujuh itu adalah perjalanan “Allah-Muhammad-Adam”. Oleh sebab itu wajib diketahui oleh kita.
Bila kita ingin menelusuri jalan kembali ke Asal, sedangkan kita tidak mengetahui dari sekarang jalan-jalannya dan barang-barangnya, pasti kita akan tersesat, tidak akan bisa kembali lagi ke Asal. Karena kita tidak menemui lagi jalan ketika kita turun dari Ahirat ke Alam Dunia.
Tingkat I – Alam Ahadiat
Alam ini adalah alam sebelum Allah SWT menciptakan alam semesta, atau arasy, kursi, bumi dan langit, surga dan neraka. Disebut alam “Sajatining Suwung” (Kesunyian Sejati). Martabat Yang Maha Suci, Dzat laesa kamislihi, Dzat yang tiada umpamanya.
Pada alam inilah timbulnya kalimat “ashadu” atau “tasdied”. Dari manakah timbulnya “ashadu” ini, dan apa yang menjadikan kalimat tersebut dan apa maksudnya? Maka seperti apakah sehingga tiada umpamanya? Apakah karena Maha Kuasa? Atau karena Maha Agung? Atau karena Maha Esa?
Jika karena Maha Kuasa, sedangkan pada masa itu belum ada ciptaan-Nya, karena yang disebut Kuasa itu harus ada bukti dahulu ciptaannya, sedangkan di Alam Ahadiat itu jangankan manusia, Ahirat dan Dunia pun belum ada.
Jika karena Maha Agung, sedangkan pada masa itu belum ada yang hina di Alam Ahadiat tadi, ada sebutan Agung bila sesudah ada yang dihinakan.
Jika karena Maha Esa, sedangkan pada masa itu cuma ada satu, sedangkan ada satu itu setelah ada yang banyak.
Bagaimana pengertiannya? Agar dalil Dzat laesa kamislihi berlaku? Beginilah, jika setuju, sebabnya Alam Ahadiat disebut alam Dzat laesa kamislihi artinya dzat yang tiada umpamanya, karena terlalu Suci, artinya bersih tidak ada sifat-sifat-Nya begitu pula nama-Nya. Maka akan diumpamakan dengan apa jika tidak ada sifatnya?
Firman Allah Surat Al Qashash ayat 75:
Dan Aku datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Aku berkata “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”, maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan.
Maka disaksikan pula oleh dalil yang Maha Suci yaitu billa haefin, artinya tak berwarna dan tak berupa, tidak merah tidak hitam, tidak gelap tidak pula terang. Billa makanin, artinya tidak berarah tidak bertempat, tidak di barat tidak di timur, tidak di utara maupun di selatan, tidak di atas maupun di bawah. Begitulah keterangannya. Tidak dapat ditunjukan di mana adanya, karena terburu oleh tidak dan bukan. Karena terhalang oleh bukti.
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan daripada-Nya, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan daripada-Nya, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [Q.S. Ali Imra-n, 3:18]
Apa sebabnya Allah menciptakan Alam Ahadiat? Karena sifat Allah yang pemurah dan penyayang, Rahman dan Rahim. Sifat Rahman dan Rahim hanya dapat dinyatakan dengan AMAL, amal itu adalah GERAKAN/PERBUATAN.
Manusia baru bisa disebut mempunyai sifat MURAH bila ia mau memberi dengan hati yang rela dan ikhlas. Memberi dalam artian “memberikan hak sendiri terhadap sesuatu hal yang dimilikinya untuk menjadi milik yang menerima”.
Melepaskan hak terhadap sesuatu hal merupakan “amal lahir dan batin”, karena hal yang demikian mengandung gerakan untuk menyampaikan atau melahirkan sesuatu hal dengan rela (lahir) dan ikhlas (batin).
Manusia baru disebut mempunyai sifat KASIH-SAYANG seumpamanya ia mencari dan memelihara hubungan erat dengan “kekasihnya”. Mencari dan memelihara HUBUNGAN (TALI) berarti juga AMAL yang memerlukan suatu gerakan.
Allah dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya dimohonkan bergerak untuk mencipta. Alam yang semula kosong dan gelap-gulita, pada suatu saat memperlihatkan suatu cahaya bulat yang bersinar, dari sana menjelma menjadi semesta alam, di mana secara bertahap diisi dengan “perhiasan-Nya”.
Surat Ya-si-n ayat 82 berbunyi:
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Allah menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
“Jadilah!” maka terjadilah ia.
Tingkat II – Alam Wahdat
Alam ketika segala sesuatu belum terjadi dan belum menjadi wujud. Ibaratnya sebuah pohon di mana akar, daun, batang, bunga dan buahnya masih berada dalam sebuah biji. Martabat Sifat-Nya Yang Maha Suci, jadi di Alam Wahdat yang Dzat laesa kamislihi tadi menjadi Dzat Sifat, rupanya Terang Benderang, yaitu yang disebut Johar Awal. Johar artinya Terang, Awal artinya Pertama, artinya yang Terdahulu Ada sebelum Bumi dan Langit apalagi manusia ada. Johar Awal inilah yang disebut Hakekat Muhammad. Johar awal itu adalah Nur, Cahaya Yang Maha Suci, para Wali menyebutnya Segara Kehidupan atau Sajatining Sahadat (Sahadat Sejati), karena terpadunya antara Dzat dan Sifat atau Allah dan Muhammad pada Hakikatnya. Alam ini oleh sebagian ahli Tarekat disebut SAJATINING KUBUR, atau KUBUR SAJATI.
Menurut bahasan ulama terkenal Ibn Al-‘Arabi dalam kitab “Futuha”, halaman 151-155 menerangkan demikian:
Meanifestasi Tuhan yang pertama adalah berupa awan (embun) atau al-‘ama alhaba, yang digambarkan juga sebagai “nafas Tuhan”, yang ada pada pangkuan-Nya, sebelum ada apa-apa yang dijadikan. Awan tersebut belum nyata atau menjadi wujud, tapi juga tidak bisa “tidak ada”, jadi suasana dari kemungkinan untuk ada. Awan ini dianggap sebagai unsur NEGATIF ketika Tuhan melaksanakan ciptaan-Nya, sedangkan Nur Ilahi yang bersinar itu adalah unsur POSITIF. Oleh karena ada persenyawaan antara unsur Negatif dan unsur Positif, maka jadilah semua kenyataan yang mengisi seluruh alam semesta”
Sebanyak-banyaknya jenis bentuk (wujud) yang tampak, tidak dapat digambarkan oleh ungkapan bahasa, segala suatu asalnya SATU, yanitu DZAT ALLAH.
Pada Surat Lukman ayat 27 diterangkan demikian:
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Jangankan yang sudah menjadi wujud, yang belum jadi pun, yang masih berada di alam angan-angan, alam cita-cita manusia, Allah pasti mengetahuinya.
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Allah berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al Baqarah, 2:29)
Angan-angan ini pasti keketahui Allah SWT, angan-angan ini disebut angan-angan abadi yang berada di Alam Wahdat, diketahui-Nya selama berabad-abad sebelum keluar menjadi kenyataan. Angan-angan ini adalah SARI daripada kenyataan, atau disebut juga SIR.
Tiada satu hal pun yang lepas dan bebas dari hadirat Ilahi, tidak ada satupun yang lolos dari pengaruh-Nya atau berada di luar pengaruh-Nya, baik yang sudah tercipta maupun yang belum.
Semua kejadian terjadi dari pada angan-angan, oleh sebab itu angan-angan tadi dianggap seperti KENYATAAN SEJATI, semua gambaran yang berada dalam angan-angan disebut A’jan Tabita atau sari-pati yang pasti.
Surat Al An’am ayat 59 berbunyi demikian:
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Allah sendiri, dan Allah mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Allah mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).
Kitab Centini menerangkan alam angan-angan demikian:
“Tuhan itu seperti Ki Dalang, bersembunyi di dalam kegaibanhairat-Nya. Dia menggerakan tanpa wayang, ceritranya selesai pada saatnya pagelaran wayang akan dimulai. Ki Dalang menerima upahnya sebelum ada undangan pada saat keadaan sepi, kosong terdengarnya suara gamelan diikuti oleh kegaduhan”
Keterangan dari paradoks-paradoks di atas demikian:
Sebelum alam semesta beserta isinya diciptakan, Allah sudah mengatur segala sesuatunya dalam “Intelek-Nya” (Lohmahfuz), semua cerita dan lakon sudah disusun rapih, semua sudah digelarkan sebelum wayang datang, semua sudah dikisahkan sebelum manusia berada di alam dunia.
” dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).”
Pada tempat yang begitu sepi dan kosong, belum ada manifestasi materi, yang bisa tersaksi adalah kegaduhan alam angan-angan, kesibukan yang sama kenyataannya dengan di dunia. Dan begitu wayang nampak di jagad raya, maka cerita dan lakonnya yang akan digelar di alam angan-angan tadi TIDAK BISA DIRUBAH.
Angan-angan Allah dapat menjelma dengan keadaan menurut dua jalan, langsung dan tidak langsung.
Surat Al Baqarah ayat 255:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Keadaan-keadaan yang jadi dengan tidak langsung dari angan-angan dan nantinya jadi kenyataan yaitu semua keadaan yang dicipta oleh manusia.
Sebelum ciptaan manusia dibentuk dan menjelma seperti kenyataan, maka ciptaan-ciptaan itu merupakan angan-angan yang bersembunyi di dalam alam angan-angan.
Angan-angan yang cocok dan seimbang dengan kehendaknya, diterima oleh “pancaindera batin” manusia, dan setelah meliwati BUDHI masuk ke Pusat AKAL yang akhirnya menjadi anasir PIKIRAN, dan ditambahkan kepada anasir-anasir pikiran yang terjadi dari tangkapan “pancaindra-lahir”, dengan demikian manusia menciptakan sesuatu hal.
Jelasnya, LOGIKA yang formil, proses berpikir itu tunduk kepada hukum-hukum pikir, antara lain:
a. hukum persamaan,
b. hukum perlawanan,
c. hukum dasar mencukupi.
Seandainya kita menganalisa proses berpikir yang paling sederhana, misalnya kita melihat sebuah KURSI, maka kursi tadi menjadi obyek pemikiran kita.
GAMBAR KURSI setelah meliwati penglihatan mata, masuk ke “pusat penglihatan”, baru kita dapat melihat kursi dimaksud.
KURSI yang “sebenarnya” dan “GAMBAR KURSI” di dalam “pusat penglihatan” – otak merupakan DUA KENYATAAN yang sangat berbeda.
KURSI yang disaksikan kita, yang dibuat dari kayu dan GAMBAR KURSI yang ada di dalam otak, disusun dari DAYA ELEKTRIK HIDUP (bio-electron).
KURSI yang sebenarnya tersaksi oleh kita, terlihat dan bisa diraba, dengan GAMBAR KURSI yang ada di dalam otak adalah DUA KENYATAAN yang bertentangan, yang pertama berupa benda (materi, konkrit) dan yang kedua merupakan ruh (abstract).
Oleh karena itu proses berpikir ini tunduk kepada “hukum perlawanan”.
GAMBAR KURSI yang di dalam otak tadi, pada saatnya akan masuk ke dalam alat-pikir kita yang sifatnya adalah Batin, yaitu BUDHI (ratio), seperti juga “daya elektris hidup” (bio-electron) yang terdiri dari elektron-elektron bebas.
BUDHI yaitu alat-berpikir kita yang metaphisis (di atas tenaga akal), karenanya ke-beradaanya pun di alam metaphisis, di antaranya alam angan-angan yang terdiri dari electron-electron bebas dan menjadi ANGAN-ANGAN ALLAH.
KURSI yang dibuat dari kayu, SEBELUM dibikin oleh tukang kau, yang memiliki niat membuat kursi, lebih dahulu mempunyai ide (ANGAN-ANGAN), dari hal kursi yang akan dibuat olehnya, baik dari mulai kayunya, modelnya, warnanya dan sebagainya,
Oleh karena manusia menerima ANGAN-ANGAN dari Alam Angan-angan, maka yang dimaksud itu memiliki GAMBAR di dalam Alam Angan-angan.
Jadi Gambar Kursi yang memasuki otak terus menuju Budhi, bertemu dengan GAMBARNYA SENDIRI di Alam Angan-angan yang tida berbeda di dalam HAKEKATNYA: KEDUANYA terdiri dari electron-electron hidup. Dalam hal ini pemikiran kita tunduk kepada “hukum persamaan”.
Tetapi sebelum “hukum persamaan” ini berjumpa dengan ISBAT-nya ketika berjumpa antara pemikiran mengenai Gambar Kursi dan Angan-angan dari hal Kursi, masih dalam Alam Angan-angan, harus terlebih dahulu ada DASAR yang melengkapi, yaitu persesuaian antara Gambar Kursi dalam Budhi dengan Gambar Kursi di Alam Angan-angan. Untuk saling mendekatkan yang akhirnya akan “mahabbah” (awor) kedua-duanya menjadi SATU, menurut hukum resonansi, karena hakekatnya sama benarnya. Pemikiran ini tunduk kepada hukum-dasar-mencukupi.
Kursi yang dibuat dari kayu dan dihadapi oleh kita, untuk kita merupakan suatu HAL atau THESE.
Setelah Kursi ini di dalam otak kita menjadi Gambar Kursi, maka Gambar Kursi ini berlawanan sekali pada HAKEKATNYA dengan kursi yang dihadapi. Perbedaan ini disebut ANTITHESE.
Baru setelah Gambar Kursi masuk kedalam Budhi maka berlaku “hukum persamaan” dengan Angan-angan kita. Mengenai kursi yang ada dalam Alam Angan-angan dan Gambar Kursi timbul persesuaian maka disebut SYNTHESE.
Demikianlah sedikit uraian mengenai Alam Wahdat atau Alam Angan-angan dari sudut pandang LOGIKA.
Tingkat III – Alam Wahidiat
Martabat Asma Yang Maha Suci, kejadian dari Johar Awal dan Alam Wahdat tadi maka timbullah cahaya dan menjelma menjadi empat sinar, yaitu:
1. Narun Warna Merah
2. Hawaun Warna Kuning
3. Maun Warna Putih
4. Turobun Warna Hitam
Jadi keempat sinar itu yang disebut NUR MUHAMMAD, sedangkan Muhammadnya adalah Johar Awal, benda Nur Muhammad Cahaya Empat itu disebunya Hakekat Adam, yaitu Asma Yang Maha Suci.
• Cahaya Merah menjadi Hakekat Lafadz Alif.
• Cahaya Kuning jadi Hakekat Lafadz Lam awal.
• Cahaya Putih menjadi Hakekat Lafadz Lam ahir.
• Cahaya Hitam menjadi Hakekat Lafadz Ha.
• Johar Awal menjadi hakekat Lafads Tasdid.
Sariatnya menjadi simbolisasi lafadz ALLAH, jadi Sinar (Cahaya) tadi yang menjadikan bibit terbentuknya tujuh Bumi tujuh Langit dengan segala isinya, begitu pula Agama berasal dari situ. Alam ini disebut juga Alam Tunggal Sejati, atau Sajatining Tunggal.
Surat Al Baqarah ayat 117:
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Allah berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Allah hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah”. Lalu jadilah ia.
Di atas dinyatakan bahwa Nur Muhammad terdiri dari empat sinar Merah, Kuning, Putih dan hitam. Bagaimana menurut Ilmu Tarekat hubungannya dengan gerakan Shalat.
a. Merah – unsur api. Zat pembakar yang mempunyai rasa panas, wataknya selalu menuju ke atas, tidak ada puncak api yang menuju ke bawah. Warna merah malambangkan nafsu Amarah, tidak mau diungguli, selalu tegak. Simbol hurufnya adalah “Alif”, dalam pelaksanaan sholat adalah “Takbiratul Ikhram”
b. Kuning – unsur angin. Unsur kimia N (nitrogen). Tabiat angin adalah berkelok-kelok dan halus. Sinar kuning melambangkan nafsu Sufiah, berdomisili pada mata. Manusia yang terpengaruhi oleh nafsu ini tidak memiliki pendirian, mudah terpengaruh oleh ceritera orang lain. Simbol hurufnya adalam LAM awal, pada gerakan shalat adalah gerakan “ruku”.
c. Putih – unsur air. Inilah unsur kimia H (hydrogen). Tabiatnya dingin, wataknya ingin selalu menuju tempat yang rendah. Warna putih melambangkan nafsu Lauwamah yang berdomisili pada lidah. Bila manusia terpengaruh oleh nafsu ini tidak ingin berhenti berbicara. Simbol hurufnya adalah LAM akhir, pada gerakan shalat adalah “sujud”.
d. Hitam – unsur bumi. Menurut ilmu pengetahuan adalah zat arang atau carbon (C), tabiatnya “diam”. Wataknya kekal dan kokoh. Warna hitam melambangkan nafsu Muthmainah yang membawa kepada kesabaran dan keagamaan. Berdomisili pada hati. Manusia yang terpengaruh oleh nafsu ini tidak banyak berbicara, banyak diam. Simbol hurufnya adalah HA, pada gerakan shalat adalah sikap “Tumaninah”.
Pada Alam inilah mulai timbulnya kalimah MUHAMMAD, yang mempunyai arti YANG TERPUJI, pada Alam Wahidat di mana terciptanya BUMI, LANGIT, MATAHARI, BULAN DAN BINTANG-BINTANG beserta segala isinya.
Siapakah yang dapat meniru membuat seperti alam semesta tadi? Apakah penciptaan itu adalah YANG TERPUJI? Yang penjelmaannya karena mempunyai sifat RAHMAN dan RAHIM.
Pada Alam ini pula terciptanya agama yaitu:
1. Keberadaan Sahadat yaitu karena adanya Johar Awal.
2. Keberadaan Shalat yaitu karena adanya Sinar Merah.
3. Adanya Zakat yaitu karena adanya Sinar Kuning.
4. Adanya Puasa yaitu karena adanya Sinar Putih.
5. Adanya Ibadah Haji yaitu karena adanya Sinar Hitam.
Jelaslah bahwa semua berasal dari Asma Allah, Hakekatnya Nur Muhammad dengan Empat Sinar, kelima Johar Awal.
SHALAT LAMBANG WUJUD MANUSIA
Sesungguhnya sholat itu adalah wujud dari manusia yang sejati,gambarannya adalah sebagai berikut:
1. Yang menjadi Badannya manusia didalam Sholat adalah Niat
Segala amal perbuatan didahului dengan Niat,wujud dari niat tersebut berupa gerak dari badan/anggota tubuh manusia.Dan niat yang sebenarnya adalah INGAT dan mengingatkan kembali pada diri kita bahwa segala gerak tubuh dan nafas ini milik Allah,dan saatnya diri secara keseluruhan manunggal Rasa,manunggal rupa,manunggal wujud dan manunggal hidup dengan dzat yang Maha Tunggal.
2. Yang menjadi Aqalnya manusia didalam Sholat adalah Takbiratul Ihrom.
Didalam Takbir adalah ma’rifatnya seorang hamba dan sejatinya mengetahui dengan aqal dihati (Fuad) dan aqal dikepalanya bahwa hidup itu adalah Allah dan Muhammad adalah badan/gerak prilaku manusia.
3. Yang menjadi Kepalanya manusia didalam sholat adalah Doa Al-Fatihah
Maksudnya adalah sebagai pembuka dan syahnya perilaku badan memasuki alam kefanaan/mi’raj ,dengan menyatukan segala kehendak,rasa kepada kehendak dan rasa yang Tunggal,saat membaca surah Al- Fatihah, manusia mensyukuri nikmat karunia-Nya (ALHAMDULILLAHIRRABBIL’ALAMIIN) ,dimana saat pertama ruh masuk kejasad berawal dari kepala,sehingga menghidupkan anggota dari kepala yang meliputi aqal dan alat inderawi .
Kebaikan ataupun dosa,berawal dari rangsangan yang ada dikepala manusia meliputi aqal dan alat inderawinya,sehingga menimbulkan dampak perilaku pada anggota tubuh yang lainnya.
Karna itu manusia hendaknya selalu ingat kepada Allah dengan menjaga organ sekitar kepala untuk menghindari kemaksiatan/dosa.
4. Yang menjadi Matanya manusia didalam Sholat adalah Ruku’
Didalam Ruku’ adalah wujud berimannya Ruh dan badan kepada Dzat Yang Maha Tunggal yang telah menciptakan seluruh yang ada dialam dunia. Manusia hendaknya bisa melihat dengan indera penglihatanya sesuai fungsinya dan bisa saling tolong-menolong, menghargai,menghormati,tenggang rasa,saling menjaga,tidak berbuat kerusakan, tidak merasa lebih tinggi/sombong terhadap makhluk ciptaan lainnya.
5. Yang menjadi Tulangnya manusia didalam sholat adalah membaca Sami’allaahu liman hamidah.
Fungsi tulang adalah sebagai penegak dan pelindung organ tubuh,segala sesuatu yang dipelajari ataupun didengar tidak akan akan bisa terwujud tanpa perilaku,oleh karena itu manusia hendaklah melanggengkan apa yang didengarnya,dipelajarinya,dipahaminya kepada perilaku nyata sebagai wujud ingat kepadanya dalam perilaku kebaikan. (SAMI’NA WA ‘ATHONA)
6. Yang menjadi Otot/Urat Syarafnya manusia didalam Sholat adalah Sujud.
Didalam Sujud adalah sebagai bukti Syahnya diri/raga/dat, bahwa adanya diri manusia karna adanya Allah,wujud badanya manusia hakekatnya hanya Allah yang ada dan menggerakkannya.Dan manusia tiada daya/kekuatan, serta akan kembali lagi kepada Dzat Pencipta.
Apabila otot/syaraf manusia tidak berfungsi(sudah mati/kena penyakit struk),maka ia tidak bisa bergerak dan tidak bisa lagi merasakan.Sejatinya yang memberi rasa manusia adalah BUMI.
7. Yang menjadi Ruhnya manusia didalam Sholat adalah Ruku’ dan Sujud
Ruh yang telah memberi hidup kepada raga/jasad. Pada hakekatnya manusia sejati adalah manusia yang dalam sholatnya selalu mengingat akan hidup,yaitu hidup dialam kelanggengan,dimana alam kelanggengan ini berasal dari Alif Mutakallim Wahid atau Sejatinya Cahaya / Nur Jati
Ruku’nya sholat mengingatkan kepada manusia terhadap Sang Pencipta yang telah memberinya nafas( anasir angin) kehidupan, anasir angin terbagi menjadi 4 macam :
1. Nafas adalah angin yang keluar dari hidung cahayanya putih dan menciptakan indera penciuman pujinya LAA ILAHA ILLALLAAH
2. Tanafas adalah angin yang keluar dari telinga cahayanya kuning dan menciptakan indera pendengaran pujinya YAA ALLAH YAA MUHAMMAD
3. Anfas adalah angin yang keluar dari mulut cahayanya merah dan menciptakan ucapan pujinya ALLAHU…ALLAHU
4. Nufus adalah angin yang keluar dari mata cahayanya Hijau yang menciptakan Penglihatan pujinya YAA HUU…ALLAHU
Angin yang 4 macan tersebut disebut juga sebagai SIRRULLAH
Didalam sujudnya sholat mengingatkan manusia akan anasir air kehidupan yang terdiri dari 4 perkara :
1. Air Nur Mani terletak dikepala
2. Air Nur Maningkem terletak didada
3. Air Nur Madzi terletak diperut
4. Air Nur Wadi terletak dikaki
8. Yang menjadi Kulitnya manusia didalam Sholat adalah Duduk Tahiyyat.
Didalam Duduk Tahiyyat adalah Tasdjid atau Tahiyyat sejati,tidak akan berlafadz Allah bila tidak ada Tasdjid ,bila Tasdjid sebagai johar awal,maka kulit sebagai pembentuk awal manusia sebelum organ tubuh yang lainnya . Coba sekarang dibayangkan bagaimana seandainya manusia tanpa kulit ?… tentu manusia tidak bisa hidup karna semua isi didalam tubuhnya akan keluar terburai dan mudah terkontaminasi oleh berbagai penyakit dan segala pengaruh buruk dari luar.
Jadi hakekatnya Kulit adalah diam/jumeneng dan sifatnya tetap/langgeng maksudnya hendaknya manusia selalu langgeng dalam mengingat pada dzat yang Hidup langgeng tanpa nama dan tanpa suara dimana sifat 20 sudah menyatu didalamnya.
9. Yang menjadi Tangannya manusia didalam Sholat adalah Dua kalimat Syahadat.
Dua kalimat syahadat adalah tanda keimanan manusia ketika diucapkannya namun pembuktian keimanan yang lestari/langgeng tersebut terdapat di Tangannya,sebab perilaku baik atau kejahatan seringkali diwujudkan melalui tangan.
contoh:
-Ketika didalam kebaikan untuk melestarikan kalimat syahadat dan kitab suci Al-qur’an,maka manusia menggunakan tangannya untuk menulis dan memperbanyak cetakkan Al-Qur’an,sehingga sampai sekarang tetap bisa dinikmati,dipelajari bagi generasi manusia berikutnya.
-Ketika manusia ingin memberi ,maka ia menggunakan tangannya untuk memberikan sesuatu,tidak mungkin kita mau memberi menggunakan kaki..? tentu tidak sopan
-Ketika manusia berada didalam kejahatan ,maka anggota tubuh yang sering digunakan adalah tangannya ,yaitu ketika mencuri,membunuh,korupsi,memukul,memperkosa juga awalnya melakukan kekerasan/pemaksaan dengan tangannya sebelum anggota tubuh yang lainnya.
Bila secara berurutan perilaku baik dan buruk awalnya karna adanya rangsangan terhadap alat indera tubuh ,sehingga menimbulkan reaksi gerak anggota tubuh yang lainnya dan sebagai puncak aksi reaksi negatif yang tak tertahan terletak pada Tangan.
Karna itulah ditangan terdapat simbol dan tanda kekuasaan Allah,ditelapak tangan berupa Asmaul Husna dan jari-jari membentuk lafadz Allah. Maksudnya agar manusia selalu ingat dan waspada terhadap syahadat kepada dzat yang Maha Suci untuk selalu langgeng menggunakan tangannya sesuai sifat Asmaul Husna tersebut.
10.Yang menjadi Kakinya manusia didalam Sholat adalah Salam.
Didalam Salam sebagai wujud berkumpulnya semua aspek sholat dari seluruh anggota tubuh manusia yang harus dilakukan secara langgeng. Dan direalisasikan melalui Kaki,maksudnya harus diupayakan,atau ada tindakan nyata yaitu melangkahkan kakinya kepada sesuatu kebaikan yaitu dengan saling memberikan kesejahteraan ,saling peduli,tolong-menolong,saling memberi,dll.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sejatinya sholat adalah perilaku/budi pekerti/tata krama manusia kepada Sang Maha Pencipta,kepada diri pribadi dan kepada semua makhluk ciptaan-Nya.
VERSI LAIN

Pemahaman Martabat 7
Di Alam Lahut
1)ZAT senata-mata belum tajalli nama Allah . ZAT MUTLAK < WAJIBAL UJUD> LAISAKAMISHLIHI SYAIUN. MAHA SUCI ZAT. WUJUD HAKIKI
( mertabat ketuhanan )
Di alam jabarut ( mertabat ketuhanan ) – Kenyataan Pertama ,
SIFAT BG ZATNYA juga dikenali :
1) Hakikat Muhammad/NUR Muhammad (bukan Nabi saw sbb belum zahir nabi di alam nyata)
2) Sifat tak bercerai dengan Zat.
3) A’yan Tsabitah .
(Martabat ketuhanan)
Di Alam malakut
ASMA” dan AF”AL bagi ZATNYA
1) hakikat Insan – kenytaan kedua .
(Martabat ketuhanan)
TIga martabat di atas belum ada masa, ruang , bentuk
____________________________________________________________
Di alam arwah…( mertabat kehambaan)
1) ruh quddus,rabbani(bg nabi saw ) Insan Kamil Wa Mukamil. bapak sekelian RUH.
2) Ruh Ammar Rabbi . Terbit sekelian Ruh para Nabi dan para mukmin
3) Tempat Tajalli 7 sifat maani dan 7 ma’nawiyyah Allah.
Jauhar – (perkara halus yang tidak boleh dikerat dan dibelah)
Perhimpunan segala Ruh belum ada perceraian.
Di alam misal
1) Alam warna – sini le mula pemecahan warna.. 7 warna
yang mana jadi manusia, yang mana jadi binatang,yang mana jadi jin , bla bla bla tu semua alam misalan, dimisalkan segala perkara
Mulanya perceraian tiap-tiap Ruh
Aradh (sifat makhluk yang baharu spt, kecil , putih , hitam, dll tidak boleh berdiri dengan sendirinya.
Di Alam Ajsam
1) dikumpulkan nafs nafs
2)Adam mula menamakan asma asma – Nama kita.
3)dan lahirlah zuriat zuriat bagi adam yang kemudiannya membuat lakon dimukabumi
Di Alam Insan
kemudian barulah dibalut dengan Hijab ke7, iaini alam Insan
Alam insan ni kita baruler pakai gene mak bapak kita
Tubuh Nabi Adam (bapak sekelian Tubuh)- Tanah Api Air Angin
Tubuh sekelian Nabi dan Aulia’ (para wali)
Tubuh Nabi Muhammad yg zahir – keinsanan Muhammad. Zahir Muhammad
Tubuh anak cucu Adam/Tubuh kita – Wazi (benih dari ibu) Mani(benih dari bapa) Maknikam (jadi nutfah – embryo)
Juz’iyah (Sesuatu yg berhubung-hubung spt kaki, tangan dan lain2)